
Kenal Mahadata, Jago Digital
Fungsi media sosial tidak lagi hanya sebatas untuk, komunikasi dan hiburan. Saat ini, media sosial telah bertransformasi menjadi sumber data dan informasi. Mahadata.
Untuk memahami itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali menyelenggarakan pelatihan Analisis Media Sosial. Diselenggarakan secara daring, sejak tanggal 19 hingga 27 September 2022. Program Digital Talent Scholarship, Government Transformation Academy ini telah berjalan sejak tahun 2018.
83 peserta dinyatakan lolos verifikasi. Kami dibolehkan mengikuti kegiatan latihan non gelar itu, dengan bobot 70 persen praktik. Dibagi ke dalam tiga kelas meeting. Rerata, 28 orang berpartisipasi setiap kelas virtualnya. Saya, salah-satu peserta yang beruntung, ada dalam program ini. Bersama 27 rekan lainnya, di kelas A. Pada hari tertentu, ketiga kelas ini digabung.
Panitia menghadirkan para narasumber yang berpengalaman. Mereka menguasai teknis, manajerial, ramah dan bersahabat. Setidaknya enam pengampu kami temui. Dari kalangan dosen, peneliti, widyaiswara, hingga praktisi di lingkungan kementerian.
Nama-nama mereka antara lain, Dr.Meithiana Indrasari,ST,MM, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya. Dr.Akhmand Firmannamal, praktisi kehumasan dari Kementerian Sekretariat Negara, Darman Fauzan, Peneliti pada Badan Riset dan Inovasi Nasional. Lalu Christina Juditha, Tuahta Hasiholan dan Astrid Puspita,SPT,MA, Widyaiswara ahli muda Pusdiklat Kominfo.
Pelatihan Social Media Analyst ini bertujuan untuk, mewujudkan keterampilan digital ASN, dalam bidang pekerjaan analis media sosial. Secara khusus, pelatihan ini ditujukan bagi para pejabat fungsional Pranata Humas. Lebih luas, diperuntukan juga bagi, pejabat dan atau staf lainnya yang tugas dan fungsinya terkait dengan komunikasi publik.
Enam unit kompetensi, diperkenalkan dalam materi latih yang cukup padat ini. Dimulai dari kompetensi untuk memahami dasar-dasar analisis media sosial, strategi komunikasi Public Relation, menyusun rencana analisis media sosial, melaksanakan analisis media sosial, menyusun laporan hasil analisis media sosial. Sampai dengan, menyusun strategi komunikasi, berdasarkan hasil analisis media sosial.
Seturut laporan digital yang dikeluarkan oleh We Are Social & Hootsuite (2020), jumlah pengguna internet di Indonesia per-Januari 2020 mencapai 175,4 juta. Meningkat 25 juta dari jumlah pengguna pada Januari 2019. Peningkatan juga terjadi pada jumlah pengguna aktif media sosial, mencapai 160 juta orang pada Januari 2020. Menjadi 202,6 juta pengguna pada Januari 2021.
Jumlah yang besar. Cendrung akan terus bertambah, karena banyak fasilitas yang terus diperbaharui, memanjakan warganya. Dalam kegiatan ini, dijelaskan juga tentang bias persepsi antar generasi. Perilaku audiens asal Baby Boomers, Gen X, Millenials, Gen Z dan Alpha.
Karakteristik media baru itu, memungkinkan setiap netizen membuat dan berbagi konten yang terus tersimpan di dalamnya. Mahadata dimaksud, bersumber dari teks yang dibuat para netter. Isi teks tertulis, audio, video atau gabungannya dapat dijadikan sebagai salah-satu lapisan sumber data, untuk dianalisis.
Walau rentan disalahgunakan dengan konten negatif, media ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan positif. Sebagai saluran komunikasi, diseminasi informasi, edukasi, hiburan, promosi dan berbagai manfaat lainnya.
Karena itulah, penting bagi unit kehumasan untuk mengenal media sosial, cakap mengelola. Paham tentang jenis konten, karakteristik platform, tantangan, karakter dan perilaku audiens, analisis menggunakan tools dan fitur aplikasi, hingga strategi komunikasinya.
Secara praktis, kegiatan analisis media sosial, lebih mudah dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi. Memanfaatkan ragam aplikasi manajemen berbasis data. Hasil analisis itu, dapat dimanfaatkan menghasilkan nilai tambah, bagi individu dan organisasi. Bagi ASN yang ingin mengatahui pedoman pemanfaatan Media Sosial Instansi Pemerintah dapat merujuk, PermenPANRB Nomor 83 Tahun 2012.
Salam JaDi. Jagoan Digital.