Rabies TTS
Pada Hari Rabu (31/1), Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake, SH,MDC bersama dengan Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen Febriel Buyung Sikumbang mendampingi Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto, S.Sos,M.M ke SoE. Perjalanan itu dilakukan dalam kunjungan kerjanya untuk meninjau kegiatan Satuan Tugas (Satgas) Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Rombongan terbatas itu tiba di Kota SoE sekitar pukul 11.35 Wita dengan menggunakan Helikopter BNPB yang bertolak dari Bandar Udara El Tari Kupang. Sehari sebelumnya, Kepala BNPB RI didampingi Pj. Gubernur NTT telah terlebih dahulu meninjau langsung lokasi erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur, mengecek kondisi para korban terdampak erupsi dan menyerahkan bantuan.
Dalam kunjungan kali ini, rombongan yang tiba disambut dengan sapaan adat oleh Bupati Egusem P. Tahun, ST.MM bersama unsur Forkopimda dan jajaran Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Kabupaten TTS. Bupati Egusem menyampaikan sejumlah hal dalam sambutannya seperti penangganan KLB Rabies dan cuaca ekstrim yang berdampak pada gagal panen di sejumlah wilayah kerjanya.
"KLB Rabies terdeteksi di TTS sejak Mei 2023. Sejumlah langkah penanganan telah dilakukan seperti pemberian vaksin dan eliminasi pada beberapa lokasi. Kendala terbatasnya ketersediaan vaksin bagi manusia sudah kami ajukan, namun masih terbentur regulasi dan ketersediaan tenaga pemberi vaksin. Kami juga telah membentuk Tim Satgas dan telah menerima sejumlah bantuan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Australia guna menekan kasus rabies di Kabupaten ini, walaupun akhir-akhir ini kasus gigitan anjing semakin meningkat," begitu jelas Bupati TTS itu.
Bupati Egusem lalu menyampaikan dampak dari cuaca ekstrim beberapa waktu ini. Sejumlah wilayahnya terutama di bagian selatan mengalami gagal tanam yang menjurus pada gagal panen akibat curah hujan yang rendah. Sedangkan, dalam wilayah Kota SoE memang telah dilaksanakan penanaman sejumlah komoditas seperti jagung, sayangnya tidak bisa bertumbuh dengan baik, walaupun sejumlah upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten TTS berkerjasama dengan Dandim 1621/TTS guna memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat. Diinformasikan juga bahwa kondisi tetangga Kabupaten Kupang itu cukup mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.
Kepala BNPB Suharyanto pada kesempatan itu mengatakan, kehadirannya untuk meninjau langsung penanganan kasus Rabies di Provinsi NTT tepatnya di Kabupaten TTS agar tidak berkembang ke Kabupaten lain lagi. Diinformasikan, operasi penanganan Rabies sejak akhir tahun 2023 lalu merupakan tindaklanjut rapat tingkat menteri. Be;iau mengharapkan agar hambatan di daerah bisa dikoordinasikan dan diselesaikan secara bertahap. Khusus untuk penanganan rabies, BNPB telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT untuk penyaluran sejumlah anggaran, sedangkan terkait tenaga di lapangan pemberi vaksinasi dapat dikoordinasikan bersama Dinas Kesehatan dan unsur TNI/POLRI. Pemberian vaksin dititikberatkan pada anjing sebagai upaya pencegahan. Terkait kesulitan air, agar segera diajukan pembuatan sumur bor untuk koordinir melalui Bupati dan Gubernur.
Kegiatan Rakor kemudian dilanjutkan dengan pemberian vaksinasi bagi tiga puluh ekor anjing yang berlokasi di halaman Rumah Jabatan Bupati TTS. Kepala BNPB RI, Pj. Gubernur NTT dan Danrem 161/Wirasakti Kupang pun berkesempatan melakukan vaksin terhadap beberapa anjing.
Kepala BNPB Suharyanto dalam Keterangan persnya menyampaikan jika populasi anjing di Kabupaten TTS terdata sejumlah tujuh puluh ribu ekor, dengan 14 kasus meninggal dunia karena rabies. Karena itu, BPNB diberi mandat oleh Pemerintah Pusat untuk melaksanakan vaksinasi dengan target selesai dalam tiga bulan. Dalam kesempatan yang sama, Pj.Gubernur menyebutkan perlunya pemantauan terus menerus, tindakan tegas dan segera agar tidak meluas ke daerah lain. Beliau mengharapkan, agar masyarakat yang memelihara anjing untuk terlibat menekan kasus rabies dengan kesegeraan memberi vaksin sehingga memudahkan petugas dalam pendataan dan pencegahan.