Pesparani, Wujud Moderasi Beragama 

Kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Tingkat Nasional Kedua Tahun 2022, sudah dibuka. Kegiatan pembukaan ini berpusat di Stadion Oepoi, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Hari Jum'at (28/10).

"Saya berharap Umat Katolik dapat menunjukkan sportivitas dan kreativitas dalam mengapresiasi seni budaya Bangsa Indonesia yang diinkulturasikan dalam tradisi, kebiasaan dan budaya musik serta nyanyian di dalam lingkungan gereja. Momentum ini juga menjadi sarana bagi Umat Katolik untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara, sebagai penguatan nilai-nilai keberagaman dan toleransi melalui pelibatan berbagai umat beragama dalam perhelatan ini."

Begitu kata Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas yang hadir secara virtual sekaligus membuka dengan resmi kegiatan tiga tahunan yang sudah dimulai sejak Tahun 1986 itu. Pagelaran seni suara yang ke-13 ini sempat tertunda Pandemi Covid-19, sedianya terlaksana pada 2021 lalu.

"Saya berharap NTT memperoleh pertumbuhan ekonomi sebagai dampak positif yang berkelanjutan. Semoga keceriaan dalam perlombaan Pesparani ini menjadi semangat dan pendukung untuk terus memajukan seni dan budaya dalam beribadah," tambahya dalam event yang pada Tahun 2018 lalu berlokasi di Kota Ambon.

Acara ini diikuti lebih dari 2.000 orang kontingen peserta asal 34 Provinsi se-Indonesia. Dihadiri oleh Ketua Wali Gereja Indonesia yang juga adalah Kardinal Indonesia, Mgr.Ignatius Suharyo, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi, Ketua LP3KN Adrianus Eliasta Meliala, Uskup Agung Kupang Mgr.Petrus Turang, para imam dan biarawati, ribuan umat katolik bersama umat lintas agama yang hadir memenuhi seluruh tribun stadion.

Seremoni pembukaannya dilaksanakan dengan sangat meriah, menghadirkan tarian kolosal, pesta kembang api, juga semarak paduan suara beberapa kelompok vokal dan penyanyi lokal. Sebelumnya, kegiatan akbar ini diawali dengan Misa Pembukaan yang dipimpin langsung oleh Kardinal Indonesia, Mgr.Ignatius Suharyo. 

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya mengapresiasi dan memberikan motivasi pada seluruh kontingen yang hadir.  

Gubernur Viktor berpendapat bahwa hati yang gembira bisa didapat dengan bernyanyi dan memuliakan nama Tuhan. Ia juga berharap, peristiwa ini bisa membawa kegembiraan bagi seluruh anak bangsa, semakin dikuatkan dan dipersatukan dalam keragaman. Agar tidak boleh, sekali pun, mencederai keragaman dan toleransi, sebagai harta kekayaan kita, yang juga menjadi kekuatan bangsa untuk terus bertumbuh.  

"Saya juga berharap kepada seluruh kontingen peserta agar, setelah Pesparani ini selesai dapat menyempatkan diri mengunjungi destinasi wisata yang ada di Nusa Tenggara Timur. Provinsi ini sangat eksotis dengan kekayaan panorama alam yang indah serta budaya. Berkunjunglah ke Pulau Sumba, Flores, Alor dan pulau-pulau kecil lainnya agar bisa menikmati pariwisata dan ikut mempromosikan NTT dengan kekayaannya yang begitu hebat," ajak Gubernur.

Sementara itu, Ketua Umum Panitia Pesparani Katolik Tingkat Nasional II 2022, Haji Drs.Jamaludin Ahmad,MM menjelaskan, kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 28 hingga 31 Oktober 2022. 

Disebutkan bahwa Kegiatan Pesparani ini diikuti oleh peserta dari seluruh provinsi dengan total mencapai 2.154 orang. Dengan 964 orang sebagai peserta lomba dan 1.190 orang official. Kontingen terbesar adalah Provinsi Papua Barat dengan jumlah rombongan sebanyak 254 orang dan kontingen yang paling kecil berasal dari Provinsi Aceh, dengan utusan sebanyak enam orang. 

Ia juga menjelaskan, 13 mata lomba yang diperlombakan secara hibryd. Lima mata lomba menggunakan metode online dan delapan mata lomba secara offline.  

Lima mata lomba yang dilaksanakan secara online yakni paduan suara anak, paduan suara remaja gregorian, paduan suara OMK campuran, paduan suara dewasa wanita dan paduan suara dewasa pria.

Sedangkan, delapan mata lomba dilangsungkan secara offline yaitu paduan suara dewasa campuran, mazmur anak, mazmur remaja, mazmur OMK, mazmur dewasa, cerdas cermat rohani anak, cerdas cermat rohani remaja dan bertutur kitab suci. Delapan mata lomba tersebut dilaksakan di empat venue yaitu di Aula El Tari Kupang, Auditorium Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Aula Gereja St.Yoseph Kupang dan Aula Gereja Sta.Maria Assumpta Kupang.

Tema yang diusung yaitu "Dengan Pesparani Katolik Nasional Kedua Kita Tingkatkan Kualitas Iman, Perkuat Toleransi dan Moderasi Agama Untuk Indonesia Jaya." Jamaludin yang juga seorang muslim itu kemudian berterima kasih untuk dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya, sebagai ketua panitia.  

"Saya sangat bersyukur bahwa saya yang beragama Islam dapat mengambil bagian dalam momen yang bermartabat ini. Saya ditunjuk langsung oleh Bapak Gubernur, menjadi Ketua Umum Panitia Pesparani Katolik Nasional ini. Terima kasih juga atas kepercayaan dan respon yang sangat bersahabat dari seluruh pihak, membuat saya dikuatkan untuk menerima tanggung jawab ini dengan sukacita. Bagi saya ini kepercayaan yang besar dan merupakan ekspresi semangat persaudaraan umat beragama di Provinsi NTT, juga dikenal sebagai Nusa Terindah Toleransinya dengan selalu mengangkat slogan Katong Semua Basodara," imbuhya disambut tepuk tangan seluruh hadirin. 

Kegiatan Pesparani ini juga dimeriahkan dengan Expo Nusantara yang dimulai sehari sebelumnya, Kamis (27/10). Dibuka oleh Wakil Gubernur NTT. Expo hasil kerajinan lokal ini diikuti oleh semua pelaku UMKM Kota Kupang, dibarengi dengan pekan pentas seni selama penyelenggaraan Pesparani.

Secara simbolis, diadakan pelepasan balon dan burung merpati ke udara menandakan dimulainya acara. Pada kesempatan yang sama, dilakukan penyerahan piala bergilir oleh juara umum Pesparani Katolik Nasional Pertama Tahun 2018 dari Kontingen Provinsi Kalimantan Timur. Diserahkan kepada Gubernur NTT, untuk selanjutnya diserahkan berturut-turut kepada Ketua LP3KN dan Ketua Umum Panitia Pesparani Katolik Nasional kedua di Kupang.